Sejarah GKT - Part 2
MASA PENGEMBANGAN THKTKKH
Kebangkitan gereja Tionghoa terjadi sejak Dr. John Sung (dari Gereja Methodist Tiongkok) mengadakan Kebangunan Rohani pada bulan Januari dan September 1939 di Surabaya, saat itu telah terbentuk 30 tim penginjilan rumah ke rumah. Salah seorang yang terpanggil dalam tim penginjilan tersebut adalah Koo Twan Tjhing.
Semangat untuk mengabarkan Injil terus berkobar, banyak gereja telah didirikan, antara lain di Malang, kecuali gereja di belakang pasar (sekarang GKT I) telah didirikan Jemaat berbahasa Hok Tjiu (sekarang GKT III) , GKT Genteng (1944), GKT Jember (1948), GKT Kediri (1950), GKT Probolinggo (1956), GKT Lumajang (1962). Gereja di Denpasar dan Semarang juga bergabung dengan THKTKKH klasis Jawa Timur.
Pada tahun 1956 gereja Tionghoa berbahasa melayu (Indonesia) memisahkan diri menjadi Gereja Kristen Indonesia Jawa Timur, dengan keluarnya Gereja Tionghoa berbahasa Melayu maka nama THKTKKH sepenuhnya menjadi nama Gereja Tionghoa berbahasa Mandarin. Waktu berjalan terus, pelayanan semakin luas, gereja anggota THKTKKH Klasis Jawa Timur bertambah tambah .
Tahun 1968 terjadi peristiwa sejarah baru, nama THKTKKH dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman maka dalam sidang gereja- gereja di Murnajati Lawang nama tersebut diganti dengan Sinode Gereja Kristus Tuhan (GKT) pada sidang tersebut juga disahkan Tata Gereja dan Peraturan khusus GKT, persidangan juga memutuskan untuk mendirikan sebuah sekolah Alkitab, karena kebutuhan tenaga hamba Tuhan semakin meningkat seiring dengan perkembangan pelayanan yang semakin meluas sedangkan tenaga hamba Tuhan yang tersedia pada saat itu sangat terbatas. untuk merealisasikan keputusan tersebut, telah dibentuk Panitia Persiapan terdiri dari : Ev. Khoo Twan Tjing, Sdr. Liem Boen Pien, Sdr. Liong Sing Ngien, Sdri. Tan Tik Han, Sdr. Tjui Bing Tong, Sdr. Hoo So Eng, Sdr. Kwee Boo Kong, Sdr. Go Bing Khie, Pdt. Baring L Yang dan Pdt. Joseph Tong.
Panitia mendapatkan lokasi yang sangat strategis di jalan Argopuro 32 Lawang lokasi tersebut merupakan alternatif pengganti tanah di jalan Tembok Dukuh Surabaya. Institut Alkitab GKT (saat ini menjadi Sekolah Tinggi Teologi Aletheia Lawang) dibuka pada tanggal 12 Februari 1969 dengan 15 orang siswa dan jabatan rektor pada waktu itu dipercayakan kepada Pdt. Baring L Yang seorang tamatan The Nanking Theological Seminary.
Perjalanan sejarah Gereja Kristus Tuhan tidak selalu mulus, karena sekitar tahun 70-an harus menghadapi berbagai hambatan dalam usaha pengembangannya, disebabkan adanya silang pendapat, sehingga mengakibatkan pemisahan dan perpecahan sebagian jemaat jemaat yang bernaung dibawah Sinode GKT, seperti GKT Hing Hwa Surabaya, GKT Hokciu Surabaya, GKT Amoy Surabaya, GKT Probolinggo, GKT Denpasar- Bali, GKT Lawang, dan GKT II Malang, Pemisahan dan perpecahan tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menjalin persatuan dan kesatuan dalam upaya pengembangan gereja.
Sampai tahun 2021 ini Gereja Kristus Tuhan telah memiliki 40 Jemaat dan 15 Pos PI (55 gereja), 9 Sekolah Kristen Aletheia yang tersebar di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Bima dan Palu.
PENUTUP.